Kendal – 8 November 2024, Jurusan RMIK menyelenggarakan kuliah umum yang mengangkat tema “Implementasi Rekam Medis Elektronik melalui Aplikasi Berbasis Open Source“. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, baik luring di Aula Gedung Serbaguna UPP Kampus Kendal maupun daring melalui Zoom Meeting. Kuliah umum ini menghadirkan dua narasumber berkompeten yang berbagi wawasan mengenai penerapan rekam medis elektronik (RME) dalam dunia kesehatan, serta bagaimana teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan.
Kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada mahasiswa, praktisi kesehatan, serta masyarakat umum mengenai pentingnya penggunaan rekam medis elektronik dalam praktik medis. RME bukan hanya sekedar alat administrasi, tetapi merupakan sistem yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pencatatan yang lebih akurat, efisien, dan aman. Salah satu isu yang sering dihadapi adalah bagaimana menyelaraskan teknologi ini dengan prinsip keterbukaan dan keterjangkauan bagi fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, khususnya melalui solusi berbasis open source.
Bapak Windiarto Nugroho, S.Kom, MMRS
Beliau adalah Founder dari SIMRS Khanza, sebuah sistem informasi manajemen rumah sakit yang berbasis open source. Dalam pemaparannya, Bapak Windiarto menjelaskan bagaimana aplikasi rekam medis elektronik yang dibangun dengan pendekatan open source dapat diimplementasikan dengan efektif dan efisien di berbagai fasilitas kesehatan, baik rumah sakit maupun puskesmas. Dengan menggunakan teknologi berbasis open source, rumah sakit dapat menghemat biaya lisensi perangkat lunak, serta mendapatkan dukungan dari komunitas pengembang yang aktif dalam pengembangan dan perbaikan sistem secara berkelanjutan.-
Bapak Avid Wijaya, S.ST, M.K.M
Sebagai Dosen Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) di Poltekkes Kemenkes Malang, Bapak Avid Wijaya memberikan perspektif akademis dan praktis mengenai implementasi sistem rekam medis elektronik di dunia pendidikan serta fasilitas kesehatan. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara tenaga medis, pengembang sistem, dan pihak manajemen dalam menciptakan solusi teknologi yang ramah pengguna. Selain itu, Bapak Avid juga menyampaikan tantangan-tantangan yang sering dihadapi dalam proses transisi dari sistem rekam medis manual ke sistem elektronik, serta bagaimana aplikasi open source bisa menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi kendala tersebut.
Kuliah umum yang diselenggarakan pada tanggal 8 November 2024 ini memberikan banyak wawasan baru mengenai bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, serta bagaimana rekam medis elektronik berbasis open source bisa menjadi solusi praktis bagi fasilitas kesehatan yang ingin bertransformasi ke sistem digital tanpa membebani biaya operasional.
Terima kasih kepada Bapak Windiarto Nugroho dan Bapak Avid Wijaya atas pemaparan yang sangat informatif dan inspiratif. Diharapkan, kegiatan ini dapat memperkuat komitmen untuk mengembangkan sistem informasi kesehatan yang lebih baik dan efisien di Indonesia.
Dengan adanya kuliah umum ini, mahasiswa dan peserta diharapkan dapat lebih memahami pentingnya inovasi teknologi dalam dunia kesehatan, serta dapat berkontribusi dalam perkembangan sistem informasi medis yang lebih baik di masa depan.